Monday 5 December 2011

kain kafan yang putih

Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini,

Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan,
Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli.

Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya,
Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal,
Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita,
Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur,

Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu,
Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko,
Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu.
Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.

Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir,
Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan,
Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat,

Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan,
Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya…

dunia yang indah ~ sayangilah mereka dengan sayang n cinta yang suci







Dia Bukan Mikmu lagi.. ~MENCINTAI TAK SEMESTINYA MEMILIKI~

Janganlah engkau angkuh melaungkan.......
Si dia kepunyaanmu.....
Atau kau kepunyaan si dia,.....
Kerana hakikatnya......
Kita tidak pernah memiliki sesiapa...
Walau sekeping hati seorang insan....

Tidakkah kau sedar......
Hukum alam menyatakan.....
Mencinta tak semestinya memiliki.....

Manusia pandai berpura...
Berlakon di pentas dunia.....
Dan bertopeng menutup rahsia.....
Tetapi hati......
Tidak semestinya menzahirkan apa yang ada didalam nya....

Tidakkah kau sedar.....
Mungkin si dia melafazkan....
Ungkapan cinta padamu....
Tetapi hati dan perasaannya.....
Tidak pernah berniat begitu.....
Dia hanya berselindung.....
Di sebalik sejuta alasan.....

Dan kau......
Begitu jujur dan setia mencintainya....
Sehingga terlupa....
Hukum Alam menyatakan....
Mencintai tak bermakna memiliki....

Sesungguhnya.....
"Aku tidak pernah memiliki diri mu....."
"Dan kau jua tidak pernah memilikiku"...

Mengertilah...........
Kia sebenarnya kepunyaan.....
Yang Maha Esa.....


Tiada siapa berhak memiliki kita.............
kecuali dia..........
Dia mengasihi hambanya........
Dia memiliki hambanya......
Dan ke pangkuan dia kita akan kembali..........

Hanya dengan satu minit

1. Dalam 1 minit anda boleh membaca 7 kali surah Al-fatihah
Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah SAW melihat sebuah lembaran yang terbuat dari mutiara yang sangat langka, yang berada di bawah Singgasana Allah SWT. Beliau juga melihat lembaran lain yang terbuat dari zamrud. Di atas lembaran yang pertama terdapat Surah Al Fatihah, yang berisi 7 ayat.
Sedangkan di atas lembaran yang kedua, Rasulullah SAW melihat seluruh isi Al Quran.Beliau lalu bertanya kepada Malaikat Jibril AS, “Wahai Jibril, apa ganjaran bagi orang yang membaca Surah Pembuka itu?”. Jibril AS menjawab, “Tujuh pintu neraka akan ditutup baginya dan tujuh pintu surga akan dibuka baginya”.
Bayangkan dengan 7 Kali Bacaan
2. Dalam 1 minit anda boleh membaca 20 kali surah Al-Ikhlas
Rasulullah Saw bertanya lagi, “Apa ganjaran bagi mereka yang membaca Surah Al Ikhlas?”. Jibril As menjawab “Para malaikat akan memberinya minuman dari 4 sungai yang amat nikmat, yang disebut dalam Al Quran: sungai air kristal murni, sungai susu, sungai anggur dan sungai madu”.
3. Boleh menyebut Kalimah “Laa ilaaha ill-Allah” (Tiada Tuhan melainkan Allah) Sebanyak 50 kali
4. Boleh memohon keampunan dari Allah S.W.T dgn menyebut Astaghfirulah Al-Adzim 100 Kali
5. Boleh menyebut Kalimah “Alhamdulillah ” (Bersyukur kepada Allah) sebanyak 60 kali
6. Boleh menyebut SubhanAllah, Wal-hamduLillah, Wala ilaha ill-Allah, Wa Allahuakhbar sebanyal 18 kali
Cuba bayangkan dengan hanya satu minit apa yang dapat kita lakukan. Mungkin semasa memandu, mungkin sebelum tidur, atau semasa duduk menunggu rakan yang belum sampai.
Sesungguh Allah sentiasa memberi petunjuk dan Hidayah Nya walaupun dalam 1 minit kita mengingati Nya,
Masya Allah, Sungguh besar nikmat Allah. Beruntunglah kepada mereka yang mengingati Allah bukan hanya seminit, tetapi setiap saat dan detik.
p/s : Sekadar menasihati diri ini yang kian alpha pada Rabbnya
Wallahualam..

LUKISAN RINDU

Pada tangisan atau jua pada air mata

Hadir rasa yang tak bisa ku lari dari nya
Lukisan rindu yang terlakar di wajah ku
Hadir dari hati yang di himpit perasaan
Dirimu ku rindu oh kekasih Allah
Walau kita tak pernah bersua
Mengalir mutiara suci di pipi ku
Sambil di bibirku berselawat mengingati mu
Kerinduan bertamu tak bis a lagi ku bendung
Hanya bisa ku luah dengan kata bermadah
Ku harapkan rahmat Allah
Ku harapkan syafaat mu
Agar bisaku bersama mu
Oh Rasulullah..
Ku baca sirah mu
Ku hayati kata-kata mu
Betapa indah akhlak mu
Betapa erat ukhuwwah mu dan sahabat
Ku andaikan diriku
Berada disisi mu
Namun ku langsung terpana
Betapa hinanya aku disamping mu
Aku yang banyak berdosa
Mengharap maghfirah Allah
Aku malu pada mu
Duhai Rasulullah
Lukisan rindu pada mu
Penuh berwarna

Ya Rasulullah...
Ya Allah...

Welcome to Gempak Starz Website

Welcome to Gempak Starz Website

Saturday 23 July 2011

Berhati-hatilah Dengan Dunia

Imam Ghazali


Al-Hasan Al Basri telah menulis kepada khalifah Umar ibn Abdul Aziz, katanya:

Maka sesungguhnya dunia itu adalah kampung persinggahan, bukan kampung yang kekal. Sesungguhnya Nabi Adam a.s diturunkan dari syurga ke dunia sebagai satu hukuman kepadanya. Maka awasilah dirimu wahai Amirul-mu'minin, kerana sesungguhnya bekalan yang kamu raih di dunia itu akan kamu tinggalkannya juga, segala kekayaan akhirnya akan memiskinkanmu, setiap masa ada sahaja mangsa yang terbunuh kerananya, akan terhina siapa yang membesarkannya, akan fakir siapa yang mengumpulkannya, ia seperti racun yang dimakan oleh orang yang tidak mengetahi, lalu ia mati.

Oleh itu hiduplah engkau di dalamnya seperti seorang pesakit yang cuba menyembuhkan lukanya, terpaksa berpantang sebentar kerana bimbang akan merderita panjang, ia terpaksa menanggung pahitnya ubat kerana takut lama menderita penyakit. Lantaran itu hendaklah awas dari dunia yang terkenal sebagai penipu pengeliru yang menghiaskan dirinya dengan penuh tipudayanya, yang selalu memfitnahkan ramai dengan perdayaannya dengan beraneka macam cita-cita serta memujuk rayu dengan kata bicaranya, dia adalah umpama pengantin yang menarik mata untuk memandangnya, melalaikan hati untuk mengingatkannya, semua jiwa terpesona kepadanya, dan dia pula amat benci kepada semua berkawan dengannya. Orang yang hidup sekarang tidak pernah mengambil tauladan dari orang yang terdahulu, yang terkemudian tidak mahu serik dari orang yang berlalu, dan orang ramai tidak mahu mendengar apa diberi tunjuk oleh si Arif yang mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan. Orang yang mendapat dunia terus asyik dengan dunianya untuk memenuhi segala keperluannya, lalu dia terpedaya dan melewati batas, lupa dari hal mati kerana fikirannya terlena dengannya, sehingga tergelincir kakinya, maka amat besarlah kerugiannya dan banyak penyesalannya. Nanti apabila menghadapi sakaratul maut barulah terasa berat sakitnya, terasa luput banyak amalannya, dia kira dapat menebus dirinya dengan apa yang ditinggalkannya dari dunia, tetapi semua itu adalah sesia belaka, lalu tentulah dia akan menghadapi hal-hal yang sangat menyesalkan.

Sebab itu hendaklah, engkau menjaga dirimu dari dunia itu, duhai Amirul-mu'minin, ambillah dari dunia dengan berhati-hati, kerana orang yang punya dunia setiap dia merasa tenteram kepadanya dan bergembira dengannya, akan menariknya kepada apa yang dibencinya, yang bahaya bagi ahli dunia pedih dan yang manfaat bagi mereka semuanya tipu dan membahayakan, keseronokan yang dikecapkan membawa bala, yang kekal baginya akan membawa binasa, seegala kegembiraannya bercampur dengan dukacita, yang hilang daripadanya tidak akan kembali, lalu tiada siapa yang tahu apa yang datang selepas itu, semua cita-citanya hanya dusta belaka, segala harapan mengenainya bathil, yang bersih daripadanya sama dengan keruh, dan yang hidup dengannya tidak pernah lepas daripada susah dan derita.

Setengah para salaf mengatakan:

Wahai sekalian manusia! Beramallah sedikit-sedikit, takutlah Allah, janganlah terpedaya dengan memanjangkan cita-cita lalu melupakan ajal yang menanti. Janganlah berusaha semat untuk dunia, sesungguhnya dunia itu penipu, ia menghias dirinya untuk memperdayakan kamu, ia bercita-cita untuk memfitnah kamu, ia berhias indah untuk tunangnya maka jadilah ia seperti seorang pengatin yang cantik rupawan, semua mata tetumpu kepadanya, hati-hati tertarik kepadanya, ramai jiwa menjadi terpegun kepadanya. Berapa ramai orang yang asyik kepadanya, akhirnya binasa, jiwa yang tenteram dengannya kesudahannya tertipu.

Maka pandanglah kepada dunia dengan pandangannya yang berhati-hati kerana dunia itu banyak karenahnya, Penciptanya sendiri mencelanya, yang baru padanya terbala, kerajaannya akan binasa, pembesarnya akan hina, terdapat padanya segala macam yang kurang, orang yang dikasihi akan mati, kebaikannya akan pupus.

Maka bangun dan sedarilah! Moga-moga Allah merahmati kamu dari kelalaian kamu, berjagalah dari tidur kamu sebelum dikatakan si fulan itu sakit berat kronik, lalu ditanyakan adakah obat yang dapat menyembuhkannya, atau dimanakah doktor yang dapat menawarkannya. Maka dipanggilkan semua doktor tetapi tiada harapan baginya untuk sembuh lagi. Kemudian dikatakan, hendaklah si fulan ini berwasiat, segala hartanya harus dikira, kemudian dikatakan, sudah terasa berat lidahnya, ia tidak dapat berbicara lagi dengan saudara-maranya, dan ia tidak dapat mengenal jiran tetangganya.

Di waktu itu dahimu mula berpeluh, semua anggotamu bergoncang, keyakinanmu tetap menghadapi maut, kelopak matamu mula tertutup, sangkaanmu tidak salah lagi, lidahmu pun kelu. Saudara-maramu menangis lalu dikatakan kepadamu: Lihatlah ini anakmu, ini saudaramu tetapi engkau pada waktu itu tertahan dari bicara, tidak dapat berkata-kata lagi. Qadha' Allah yang ditetapkan pun sudah sampai masanya, maka tercabutlah nyawamu dari badanmu lalu diangkat ke langit.

Pada waktu itu, kaum keluargamu berkumpul menghadiri jenazahmu, mereka memandikanmu lalu mengkafankanmu. Orang yang sering menziarahmu, sudah tiada lagi, orang yang selalu hasad kepadamu akan beristirehat dengan pemergianmu, ahli keluarga pula berpaling kepada harta peninggalanmu. Dan tinggalkanmu bersendirian di dalam kubur bergadai dengan amalan kamu.

Setengah ahli Sufi mengatakan kepada para penguasa:

Sesungguhnya manusia yang paling berhak untuk mencela dunia dan membencinya ialah siapa yang dibentangkan dunia baginya dan diberikan semua keperluannya dari dunia itu, kerana dia menjangka kemungkinan bahaya akan datang menimpa hartanya itu lalu memusnahkannya, ataupun siapa yang mengumpulkan harta dunia itu, lalu ia membahagi-bahagikannya kepada orang yang memerlukannya, ataupun siapa yang terpengaruh dengan habuannya lalu ia mencabutnya dari akar umbinya, ataupun ingatan kepada dunia itu menyerap ke dalam jasmaninya sehingga menjadikannya sakit kerana terlalu memikirkannya, ataupun ia datang secara mengejut sedangkan tabiat lokek tetap ada bersama teman taulannya. Sebab itulah dunia ini memang patut dicela kerana ia akan merampas kembali apa yang diberikannya, dan akan menuntut semula apa yang telah diserahkannya, kadang-kadang tatkala ia sedang menyenangkan tuan punya tiba-tiba ia berhenti lalu menyenangkan orang lain. Adakalanya ia menangisi kesusahanmu sebentar lagi kamu menangisinya. Adakalanya ia membukakan tangannya untuk memberi, sebentar lagi ia menadah tangan meminta-mintamu semula, umpama mahkota yang diletakkan di atas kepala seseorang hari ini lalu esoknya ia menyembamkan mukanya ke perut tanah. Sama sahaja baginya, apa yang kamu belanjakan dan apa yang kamu simpan. Sama sahaja kamu menambah apa yang sisa di tanganmu dan apa yang engkau belanjakan, ataupun engkau rela menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Pendek kata dunia itu kesemuanya tetap tercela juga.


Sumber:
Kitab Mukashafah Qulub
Imam Ghazali